Film pendek independen Indonesia bertajuk "Save Water" yang dibuat oleh Muhammad "Wawan" Zulqamar menjuarai hadiah utama ("Grand Prize") dalam kompetisi video "MyView H2O" yang digelar Bank Pembangungan Asia (ADB).
"`Save Water` menang tidak hanya karena diarahkan dan digambarkan dengan baik, tapi karena mengandung pesan yang kuat yang disampaikan secara sederhana, padat, dan dengan jenaka serta berdampak kuat," kata Direktur Utama Departemen Hubungan Eksternal ADB, Ann Quon, dalam rilis ADB yang diterima di Jakarta, Rabu (23/3/2011).
Dalam "Save Water" digambarkan bahwa hanya dalam jangka waktu lebih dari satu menit, dan tanpa berkata-kata, bagaimana aktivitas mandi dan melestarikan air dapat berjalan beriringan.
Film itu menggambarkan bagaimana hanya dengan satu gayung air dapat membuat seseorang bisa melakukan aktivitas mandi dengan menyenangkan dan bersih.
ADB menggelar kompetisi tersebut pada tahun 2011 ini untuk mempromosikan sebab-akibat dan solusi terhadap krisis kekurangan air di Asia.
Para pemenang telah diumumkan pada Hari Air Sedunia, sebuah perayaan global yang dirancang untuk memperingati pentingnya mengelola dengan baik dan benar sumber-sumber air di bumi.
Sedangkan komposisi dewan juri terdiri atas antara lain sutradara Jepang Momoko Ando yang pernah menjuarai kompetisi film internasional, sutradara Indonesia Joko Anwar yang kerap disebut sebagai salah satu sutradara muda terbaik Asia, dan pembuat film dokumenter AS Christopher Beaver yang juga kurator laman dokumenter docspopuli.com.
Dewan juri lainnya adalah Khavn dela Cruz yang diberi julukan "Bapak Pembuat Film Digital Filipina", pembuat film dokumenter China Du Haibin dan pembuat film dokumenter Pakistan Samar Minallah, serta Penasehat Senior Presiden ADB, Arjun Thapan.
Pada kategori di bawah-21 tahun, pemenangnya adalah Emmanuel "Joe" Ortigas yang berusia 18 tahun dari Filipina dengan film bertajuk "Time to Refill", yang memaparkan bahayanya bila dunia kekurangan air.
Sementara pada kategori di atas-21 tahun, pemenangnya adalah Nash Anggahan dari Filipina dengan film "My Riverside Home" yang menuturkan kisah yang menggugah mengenai kehidupan seorang wanita di rumahnya yang terletak di pinggir sungai.
"`Save Water` menang tidak hanya karena diarahkan dan digambarkan dengan baik, tapi karena mengandung pesan yang kuat yang disampaikan secara sederhana, padat, dan dengan jenaka serta berdampak kuat," kata Direktur Utama Departemen Hubungan Eksternal ADB, Ann Quon, dalam rilis ADB yang diterima di Jakarta, Rabu (23/3/2011).
Dalam "Save Water" digambarkan bahwa hanya dalam jangka waktu lebih dari satu menit, dan tanpa berkata-kata, bagaimana aktivitas mandi dan melestarikan air dapat berjalan beriringan.
Film itu menggambarkan bagaimana hanya dengan satu gayung air dapat membuat seseorang bisa melakukan aktivitas mandi dengan menyenangkan dan bersih.
ADB menggelar kompetisi tersebut pada tahun 2011 ini untuk mempromosikan sebab-akibat dan solusi terhadap krisis kekurangan air di Asia.
Para pemenang telah diumumkan pada Hari Air Sedunia, sebuah perayaan global yang dirancang untuk memperingati pentingnya mengelola dengan baik dan benar sumber-sumber air di bumi.
Sedangkan komposisi dewan juri terdiri atas antara lain sutradara Jepang Momoko Ando yang pernah menjuarai kompetisi film internasional, sutradara Indonesia Joko Anwar yang kerap disebut sebagai salah satu sutradara muda terbaik Asia, dan pembuat film dokumenter AS Christopher Beaver yang juga kurator laman dokumenter docspopuli.com.
Dewan juri lainnya adalah Khavn dela Cruz yang diberi julukan "Bapak Pembuat Film Digital Filipina", pembuat film dokumenter China Du Haibin dan pembuat film dokumenter Pakistan Samar Minallah, serta Penasehat Senior Presiden ADB, Arjun Thapan.
Pada kategori di bawah-21 tahun, pemenangnya adalah Emmanuel "Joe" Ortigas yang berusia 18 tahun dari Filipina dengan film bertajuk "Time to Refill", yang memaparkan bahayanya bila dunia kekurangan air.
Sementara pada kategori di atas-21 tahun, pemenangnya adalah Nash Anggahan dari Filipina dengan film "My Riverside Home" yang menuturkan kisah yang menggugah mengenai kehidupan seorang wanita di rumahnya yang terletak di pinggir sungai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar