21.5.11

Menakjubkan...Cara Melindungi Rumah Dari Meluapnya Sungai Mississipi

Berbagai cara dilakukan oleh warga setempat untuk mengamankan rumahnya dari meluapnya sungai Missisipi. Luar biasa...tanggul buatan mereka bangun, dan ketika kita melihatnya dari helikopter, akan nampak seperti pulau-pulau buatan...menakjubkan.

17.5.11

Perjuangan anak SD melintasi Jembatan Kawat Cicaringin



Jembatan Leuwi Lember yang ambruk gara-gara tergerus Sungai Ciliman di Desa Cicaringin, hanya tinggal kawat. Jembatan itu tak kunjung diperbaiki kendati sudah diadukan tokoh masyarakat setempat ke DPRD Banten hingga Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.
Foto terbaru Jembatan Leuwi Lember yang hanya tinggal kawat itu berhasil diabadikan oleh wartawan foto Antara, Asep Fathulrahman. Dalam foto yang dimuat di Majalah Berita Mingguan (MBM) Tempo halaman 10 itu memiliki caption: "JEMBATAN KAWAT BAJA" Para siswa kelas enam SD Negeri Cicaringin 3 ini bukan sedang melakukan kegiatan outbond. Ketiadaan jembatan memaksa mereka meniti kawat baja menyeberangi Sungai Ciliman saat akan mengikuti ujian nasional di Desa Cicaringin, Banten, Senin, 9 Mei."

Memprihatinkan! Dalam foto itu tampak sekitar 8 bocah berseragam SD, ada yang memakai baju olahraga, semuanya bersandal jepit. Mereka dengan berhati-hati memegangi kawat baja yang melintang pukang di atas Sungai Ciliman selebar sekitar 40 meter. Ketinggian jembatan kawat baja dari atas sungai sekitar 5 meter.

Dari berita yang ditelusuri dari situs gardaberita.com, jembatan itu ambrol pada awal Maret 2011. Pada April 2011 warga setempat sudah menghabiskan ratusan juta untuk membangun pondasi dan tiang pancang secara swadaya. Namun upaya pembangunan itu terhenti, lantaran warga kehabisan dana.

Pada Kamis (7/4/2011) beberapa tokoh masyarakat setempat sebenarnya sudah mengadukan mengenai jembatan yang putus ini kepada DPRD Banten. Mereka diterima Komisi D yang membawahi bidang insfrastruktur dan transportasi, yaitu Ketua Komisi D DPRD Lebak, H Dana Ukon dan beberapa anggota dewan, M Nur, Sirod dan H Suharjaya alias Bhonek.

Mereka menanyakan kepastian perbaikan Jembatan Leuwi Lember karena hingga sebulan berlalu, belum ada tanda-tanda pejabat dinas terkait datang mengecek, apalagi memperbaiki jembatan. Warga pun selama ini ketar-ketir menyeberang jembatan dengen getek karena arus sungai yang deras.

Komisi D DPRD Banten itu merujuk laporan warga Desa Cicaringin ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Masalah Jembatan Leuwi Lember ini pun sudah sampai ke telinga Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Usai penutupan pekan daerah KTNA di Gedung LPMP, Rangkasbitung, Lebak, Kamis (21/04/2011), Ratu Atut berjanji jembatan itu menjadi prioritas.

Ratu memerintahkan Binamarga dan Tata Ruang (BMTR) Pemprov Banten untuk segera membantu Pemkab Lebak untuk membangun kembali jembatan tersebut. Saat itu, Atut bahkan segera mengangkat teleponnya, menelepon pejabat terkait, pembangunan jembatan gantung itu menjadi prioritas yang dibangun tahun ini.

Namun, pada 9 Mei 2011, anak-anak sekolah di Desa Cicaringin itu masih tertangkap kamera menyeberangi jembatan dengan merambati kawat di atas Sungai Ciliman. Bahaya pun mengancam anak-anak itu.

sumber: http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=12292

4.5.11

Gary Weddle Cukur Jenggot Setelah Osama Tewas

Gary Weddle, seorang guru dari Ephrata, Washington, Amerika Serikat, Senin 2 Mei 2011 kemarin mencukur habis berewoknya setelah mengetahui kabar kematian pemimpin jaringan Al-Qaidah Usamah Bin Ladin.

Acara cukur berewok itu merupakan pelaksanaan nazar yang ia ucapkan satu dekade lalu. Setelah serangan 11 September 2001, pria setengah abad ini bersumpah akan membiarkan berewoknya tumbuh lebat dan panjang hingga Bin Ladin, 54 tahun, tertangkap atau terbunuh.

Semula, guru ilmu pengetahuan ini mengira nazarnya itu hanya bertahan beberapa bulan. Tapi, kenyataannya molor hingga hampir satu dekade. Berewok itu pun tumbuh lebat dan jenggotnya mencapai dada.

Weddle mendapat kabar kematian Bin Ladin dari tetangganya saat sedang mengurusi tamannya. Ia semula tidak percaya. Namun, setelah mengecek kebenaran info itu melalui berita di televisi, ia bergegas menuju kamar mandi untuk mencukur habis berewoknya. “Saya menangis selama lima menit dan saya tidak cukup cepat untuk mencukur,” katanya.

Bin Ladin tewas dengan luka tembak di mata kirinya oleh pasukan khusus Angkatan Laut Amerika, SEAL, Ahad 1 Mei 2011 lalu di Kota Abbottabad, Pakistan. Insiden itu juga menewaskan sang istri, Amal al-Sadah, 27 tahun, dan putrnya, Khalid Bin Ladin, 22 tahun. Dua saudara kandung Bin Ladin juga tewas. Empat anak, termasuk putri Bin Ladin, Safia, dan dua wanita, cedera dalam peristiwa itu.

Istri Weddle, Donita, mengaku sangat senang suaminya telah melakukan nazarnya. “Ia kelihatan lebih muda sepuluh tahun,” ujarnya.

3.5.11

SEAL Team 6, Pasukan Khusus Pembekuk Osama

Osama bin Laden telah diburu selama sepuluh tahun. Ia akhirnya berhasil dilumpuhkan pasukan elit Amerika Serikat semalam. Seperti apa pasukan elit ini?

SEAL Team 6 (ST6), begitulah sebutan pasukan khusus anti teror ini. Seperti dilansir Business Insider, Senin (2/5/2011), nama resmi pasukan ini dirahasiakan dari publik, secara teknis tak ada pasukan bernama SEAL Team 6.

Pembentukan ST 6 ini bermula dari kegagalan penyelamatan sandera AS di Iran tahun 1980. Misi penyelamatan tersebut gagal total dan kemudian digagas untuk membentuk pasukan elit antiteroris yang beroperasi dengan kerahasiaan tinggi. Konon, waktu itu, tim ini diberi label 6 untuk membuat bingung agen intelijen Uni Soviet tentang jumlah total anggota tim.

Tim ini sangat spesial, sehingga tak seorangpun bisa mendaftarkan diri. Untuk merekrut anggotanya, mereka mengambil dari anggota pasukan elit angkatan laut AS (Navy) SEAL. SEAL sendiri merupakan kependekan dari Sea, Air and Land, yang menunjukkan bahwa pasukan ini dapat beroperasi di darat, laut maupun udara. Maka dapat dikatakan, ST 6 adalah pasukan elit dalam pasukan elit.

Operasi dari pasukan ini hampir selalu dirahasiakan. Mereka berada di luar protokol militer, terlibat dalam operasi militer tingkat tinggi dan seringkali berada di atas hukum internasional. Catatan operasi dari pasukan ini jarang disimpan. Ini dilakukan agar otoritas AS dapat menyangkal keberadaan dan keterlibatan pasukan ini.

Daftar anggota ST6 pun tak tersedia, namun dipastikan CIA telah banyak merekrut anggota untuk tim operasi khusus ini. Maka tak mengherankan mereka dilibatkan dalam misi CIA.

ST 6 biasanya beroperasi untuk misi militer di daerah maritim, seperti menyelamatkan kapal, kilang minyak, atau wilayah darat yang dekat dengan daerah perairan seperti sungai. Anehnya, lokasi penyergapan Osama, jauh dari laut bahkan sungai.

Saat mantan pejabat Angkatan Laut SEAL ditanyakan mengenai keberadaan tim ini, ia menyangkalnya.
"Anda tahu, saya sungguh ingin membantu anda, tapi saya tak dapat mengatakan apapun soal Team 6. Tidak ada yang namanya Team 6," katanya.

ST 6 menyergap Osama, Senin (2/5/2011) dini hari waktu Pakistan di sebuah rumah di kota Abbottabad, Pakistan. Bangunan megah itu dikelilingi oleh tembok-tembok yang tingginya mencapai 12-18 kaki atau sekitar 3,5 meter hingga 5,4 meter. Bangunan itu juga memiliki dua gerbang keamanan. Meski demikian, pasukan ST 6 hanya membutuhkan waktu 40 menit untuk melumpuhkan Osama. Mereka berhasil menembak Osama tepat di kepalanya meski dalang aksi teror itu telah menggunakan badan seorang perempuan sebagai tameng. Osama tewas bersama istri muda dan anaknya serta dua kurir beserta keluarganya.